q
TUGAS
MAKALAH
GARAM DAN TERANG DUNIA
![]() |
DISUSUN OLEH:
NAMA : JITEMULI WAKUR
NIM :
2016420056
JURUSAN : TEKNIK
INFORMATIKA SI
UNIVERSITAS
DR. SOETOMO SURABAYA
2016
Daftar
isi
Kata Pengantar ......................................................................
Daftar
Isi..................................................................................................................
2
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah...................................................................................
3
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................
3
1.3 Tujuan
Penulisan...............................................................................................
3
1.4 Manfaat
Penulisan.............................................................................................
3
BAB
II : LANDASAN TEORI
2.1 Apa Itu Serupa Dan Segambar Dengan
Allah………..……………………….....6
2.2 Sasaran Allah Bagi Kehidupan Kita…………………..…………………………9
2.3 Roh Kudu Yang Bekerja Dalam Diri Kita……………..………………………..10
2.4 Tanggung Jawab Orang Kristen………………………...……….........................11
2.5 Menjadi Seperti Suatu Kristus Dalam
Pertumbuhan Yang Lama………….…….11
2.1 Landasan teori …………………………………………………….………5
BAB III : HASIL DISKUSI
3.1 Pengertian Etika dan Etika
Kristen........................................................... ……
6
3.2 Garam dan Terang
Dunia.................................................................................
6
3.3 Etika Kristen
sebagai Garam dan Terang Dunia………………….………..... 9
BAB
IV TERANG TERUS TERUS TERANG
4.1 Apa Itu
Terang……………………………………………………………...........23
4.2 Bagaimna Respon Cahaya Itu
…………………………………………………..24
4.3 Kudus Kristus
…………………………………………………………….……..25
BAB V: PENUTUP
4.1
Kesimpulan..................................................................................................
13
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa,berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah yang kami beri judul “ GARAM dan TERANG DUNIA”.
Mata kuliah Agama Kristen ini adalah mata kuliah yang wajib di tempuh
di Universitas Dr.soetomo surabaya.
Makalah ini kami susun sebagai tugas mata kuliah.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa
karya tulis kami tidaklah sempurna baik dalam materi maupun sistematika
penulisan. Maka kritik dan saran yang diperlukan supaya nantinya akan perbaikan karya tulis selanjutnya lebih baik.
Surabaya, 15 Desember 2016
Jitemuli wakur
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Telah kita ketahui sebelumnya bahwa
di negara Indonesia telah banyak dijumpai bermacam-macam moral dan etika. Tapi,
dari semuanya itu terkadang kita tidak bisa membedakan yang mana termasuk moral
dan yang mana termasuk etika.
Selain tidak dapat membedakan moral
dan etika serta tidak jarang melanggarnya, kita sebagai umat Kristen juga
seringkali tidak tahu etika Kristen yang seharusnya diterapkan untuk melandasi
etika-etika yang akan kita lakukan. Untuk mencerminkan etika Kristen ada dua
macam, yang pertama etika Kristen sebagai garam dan terang dunia dan yang kedua
etika Kristen sebagai gambar Allah.
Oleh karena itu kami sebagai penulis
berkeinginan untuk mengulas hasil diskusi kami tentang etika Kristen, khususnya
etika Kristen sebagai garam dan terang dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana
etika Kristen berperan sebagai garam dan terang dunia?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk
mengetahui sejauh mana etika Kristen berperan sebagai garam dan terang dunia?
1.4 Manfaat Penulisan
Kita
sebagai umat Kristen dapat memperluas wawasan dengan mengetahui etika Kristen
sebagai garam dan terang dunia agar kehidupan kita dalam beretika lebih
baik dan tentunya sesuai dengan iman Kristen.
BAB II
LANDASAN TEORI
Sikap dan perilaku kita di
tengah-tengah masyarakat, dapat mempengaruhi sikap serta perilaku banyak orang.
Demikian pula sebaliknya, sikap dan perilaku orang-orang di sekitar kita, dapat
pula mempengaruhi sikap serta perilaku kita.
Tuhan Yesus meminta kita
anak-anakNya, untuk hidup sebagai garam dan terang dunia. Artinya, setiap
anak-anak Tuhan harus bisa menghadirkan pencerahan hidup kepada banyak orang
melalui sikap serta perilaku yang menabur banyak berkat dan membawa berkat bagi
orang-orang di sekitarnya.
Melayani di ladang Tuhan juga bisa
dirupakan dengan menghadirkan besarnya keinginan untuk mensharing atau
mentransformasikan segenap berkat dan kasih Tuhan kepada banyak orang melalui
sikap serta perilaku yang sesuai dengan perintah dan kehendak Tuhan.
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada
di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. (I Yohanes
2 : 6)
Ketika anak-anak Tuhan menjalani
hidup ini dengan menghadirkan Pribadi Kristus dalam sikap dan perilaku hidup
mereka sehari-hari, sudah selayaknyalah sikap serta perilaku yang ditunjukkan
anak-anak Tuhan, tidak membuat orang lain terjatuh ke dalam dosa.
"Sebab barangsiapa menabur
dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa
menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."
(Galatia 6 : 8)
(Galatia 6 : 8)
Anak-anak Tuhan seharusnya membuat
kehidupan orang-orang di sekitarnya tidak lagi hambar dan berada dalam terang
kasih Tuhan serta penyertaan Roh Kudus karena dipenuhi oleh cinta kasih yang
ditunjukkan melalui sikap dan perilaku anak-anak Tuhan kepada orang-orang di
sekitar mereka.
Anak-anak Tuhan harus mengingat
bahwa di sekitar mereka masih banyak jiwa-jiwa yang belum mengenal dan percaya
kepada Kristus, atau jiwa-jiwa yang sudah percaya namun masih setengah hati
menjalani prinsip iman Kristen mereka.
Mereka inilah yang harus kita
layani. Prinsip pelayanan Firman Tuhan yang paling mudah, dapat kita lakukan
dengan menunjukkan sikap dan perilaku kalau kita adalah bagian dari anak-anak Tuhan.
Dalam hal ini, kita menjadi garam serta terang dunia melalui sikap dan perilaku
kita.
2.1 Apa Itu Serupa Dan Segambar
Dengan Allah
Sejak semula rencana
Allah adalah menjadikan kita serupa dengan AnakNya, Yesus. Kejadian 1:26,
“Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita..’ Dari semua ciptaan, hanya manusia yang diciptakan “menurut gambar
Allah”. Seperti Allah, kita adalah mahkluk-mahkluk roh, yaitu roh kita kekal
dan akan hidup lebih lama daripada tubuh jasmani kita. Seperti Allah, kita
memiliki kesadaran moral, yakni kita bisa membedakan yang benar dan yang salah,
yang membuat kita bertanggung jawab kepada Allah. Alkitab mengatakan bahwa
semua orang, bukan hanya orang percaya, memiliki bagian dari gambar Allah.
Tetapi gambar tersebut tidak lengkap dan telah dirusak serta diubah oleh dosa.
Karena itu Allah mengutus Yesus dengan suatu misi untuk memulihkan gambar
lengkap itu yang telah hilang dari kita. Allah ingin agar anak-anakNya memiliki
gambar dan rupa Allah. Dan sebagai makhluk ciptaan, kita tidak akan pernah
menjadi Sang Pencipta. Sebab Allah tidak ingin kita menjadi allah, tetapi Dia
ingin kita menjadi bersifat seperti Allah, yakni mengambil nilai-nilai, sikap
dan karakterNya.
Sasaran utama Allah
bagi kehidupan kita di dunia bukanlah kenyamanan, melainkan pengembangan
karakter. Dia ingin agar kita bertumbuh secara rohani dan menjadi serupa dengan
Kristus. Menjadi serupa dengan Kristus bukan berarti kehilangan kepribadian
atau menjadi robot yang tidak berakal budi. Akan tetapi keserupaan dengan
Kristus berarti mengubah karakter kita menjadi karakter Kristus, dan bukan
mengubah kepribadian kita. Karakter kita pada dasarnya merupakan kumpulan dari
kebiasaan-kebiasaan kita.
Apa yang dimaksud
dengan karakter Kristus? Allah ingin agar kita mengembangkan jenis karakter
yang digambarkan dalam Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan
7
diri. Tidak ada hukum
yang menentang hal-hal itu,” dan daftar yang ditulis Petrus tentang
karakteristik kehidupan yang efektif dan produktif dalam 2 Petrus 1:5-8 “Justru
karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada
imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan
penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan
kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih
akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada
padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil
dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Kita ada untuk
tujuan-tujuan Allah, dan Allah memberi kita waktu di bumi untuk membangun dan
menguatkan karakter kita bagi kehidupan di surga.
Pekerjaan Roh Kuduslah
yang menghasilkan karakter seperti Kristus di dalam diri kita. Sebab kita tidak
bisa menghasilkan karakter Kristus dengan kekuatan kita sendiri. Kita harus
mengerti bahwa keserupaan dengan Kristus tidak dihasilkan melalui tindakan
peniruan,tetapi dengan menjadikan hidup kita sebagai ‘tempat tinggal’Nya,
artinya kita membiarkan Kristus untuk hidup melalui kita.
Alkitab membandingkan
pertumbuhan rohani dengan sebuah benih, sebuah bangunan, dan seorang anak yang
sedang bertumbuh. Benih harus ditanam dan dirawat, bangunan harus dibangun,
tidak muncul begitu saja, dan anak-anak harus makan dan bergerak untuk
bertumbuh. Semuanya memerlukan usaha. Ada bagian Allah, dan ada bagian kita.
Walaupun usaha kita itu tidak ada hubungannya dengan keselamatan kita, karena
keselamatan diberikan oleh karena kasih karunia Allah dan bukan karena kekuatan
kita, tetapi usaha kita sangat berkaitan dengan pertumbuhan rohani kita. Firman
Tuhan dalam Efesus 4:22-24, “Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu
yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh
nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di
dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” menjelaskan bahwa ada tiga
tanggung jawab kita untuk menjadi serupa dengan Kristus, yaitu :
Pertama, Kita harus
memutuskan untuk melepaskan cara-cara lama dalam bertindak. Artinya kita
belajar untuk menanggalkan kehidupan kita yang lama, yang cenderung menyesatkan
dan menuju kebinasaan.
Kedua, Kita harus
mengubah pola pikir kita. Alkitab berkata, “Janganlah kamu menjadi serupa
dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu..” (Roma 12:2) Kita
‘diubahkan’ oleh pembaharuan budi kita, yang terjadi secara rohani ketika kita
membiarkan Allah memimpin pikiran-pikiran kita.
Ketiga, Kita harus
‘mengenakan’ karakter Kristus dengan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang
baru sesuai dengan pola Allah, “dan mengenakan manusia baru, yang telah
diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya.”Menjadi serupa seperti Kristus adalah suatu proses pertumbuhan,
dan pertumbuhan rohani tidaklah otomatis. Tetapi membutuhkan kesungguhan dan
8
komitmen untuk mau
berubah dan terus bertumbuh. Ada tiga hal yang sangat diperlukan dalam
pertumbuhan pengembangan karakter kita, menuju kepada karakter yang semakin
serupa dengan Kristus, yaitu:
1.
Firman Tuhan
Firman Allah memberikan
kebenaran yang kita butuhkan untuk bertumbuh. Untuk menjadi serupa dengan
Yesus, kita harus memenuhi kehidupan kita dengan FirmanNya. Sebab Firman Allah
menghasilkan kehidupan, membangkitkan iman, mendatangkan perubahan,
mendatangkan mujizat dalam hidup kita, menyembuhkan sakit hati, membangun
karakter, mengubah keadaan, mengatasi kesusahan dan kesulitan, melepaskan
kuasa, menyucikan pikiran kita, menciptakan berbagai hal, dan menjamin masa
depan kita selamanya! Kita tidak bisa hidup tanpa Firman Allah. Oleh karena itu
yang harus kita lakukan adalah menerima otoritas Firman Allah, dan menerima
kebenaran Firman Allah itu dengan senantiasa membaca, merenungkan dan melakukan
Firman itu dalam kehidupan kita hari lepas hari. Sehingga Firman itu menjadi
hidup dalam kehidupan kita dan mengubahkan karakter kita untuk semakin serupa
dengan Kristus.
2.
Orang-orang di sekitar kita
Umat Allah memberikan
dukungan yang kita butuhkan untuk bertumbuh. Allah memakai orang-orang di
sekitar kita supaya kita saling bergantung satu dengan lainnya, dan bertumbuh
bersama. Sebab kedewasaan rohani tidak mungkin dicari sendirian dalam keadaan
terisolasi. Kita harus berada di sekeliling orang lain dan berhubungan dengan
mereka. Oleh karena itu kita perlu menjadi bagian dari sebuah gereja dan komunitas
seperti komunitas sel (komsel). Mengapa? Karena kedewasaan rohani yang sejati
adalah belajar mengasihi seperti Yesus, dan kita tidak bisa mencoba menjadi
seperti Yesus tanpa memiliki hubungan dengan orang lain dan menjadi bagian
dalam komunitas. Untuk itu mari kita mulai mengambil bagian dalam komsel, untuk
saling membangun, saling menguatkan dan bertumbuh bersama menjadi serupa
seperti Kristus.
3.
Keadaan
Keadaan-keadaan
memberikan lingkungan yang kita perlukan untuk melatih keserupaaan dengan Kristus.
Allah menggunakan keadaan-keadaan untuk mengembangkan karakter kita. Dia
memakai masalah-masalah untuk menarik kita lebih dekat kepadaNya. Apapun
penyebabnya, tidak ada satupun masalah yang bisa terjadi tanpa ijin Allah,
sebab Dialah pemegang kendali tertinggi. Karena Allah ingin menjadikan kita
serupa dengan Yesus, maka Dia mengembangkan buah Roh dalam kehidupan kita
dengan membiarkan kita mengalami berbagai keadaan. Misalnya, Allah mengajar
kita mengasihi dengan menempatkan orang
9
yang tidak menyenangkan
di sekeliling kita. Allah mengajarkan sukacita sejati di tengah-tengah
penderitaan kepada kita bila kita berpaling kepadaNya. Allah mengembangkan damai
sejahtera yang sesungguhnya di dalam kita, bukan dengan membuat hal-hal
berlangsung seperti yang kita rencanakan, melainkan dengan membiarkan
terjadinya masa-masa kacau dan membingungkan. Demikian juga, kesabaran
berkembang di dalam keadaan-keadaan di mana kita dipaksa untuk menunggu. Allah
memakai situasi yang berlawanan. Setiap kali kita mengalahkan suatu pencobaan,
kita menjadi lebih serupa dengan Yesus.Jika kita mempelajari dan menerapkan
Firman Allah, berhubungan terus menerus dengan umat percaya lainnya, dan
belajar mempercayai Allah dalam keadaan-keadaan yang sulit, maka kita akan
terus bertumbuh menjadi lebih serupa dengan Yesus. Yesus tidak mati di kayu
salib supaya kita bisa menjalani kehidupan yang tenang dan enak. TujuanNya jauh
lebih dalam. Dia ingin membuat kita serupa dengan diriNya sendiri sebelum Dia
membawa kita ke Surga. Inilah hak istimewa terbesar kita, tanggung jawab
langsung kita, dan tujuan akhir kita.
2.2 Sasaran Allah Bagi Kehidupan
Kita
Pertanyaan tentang
tujuan hidup mungkin bermacam-macam, misalnya, Mengapa kita ada di sini? atau
Apakah hidup saya bertujuan? Alkitab menunjukkan bahwa tujuan hidup kita adalah
untuk menjalin persahabatan dengan Allah. Mari kita lihat beberapa kenyataan
penting yang ada dalam Alkitab.
Allah adalah Pencipta
kita. Alkitab mengatakan, ”[Allah]lah yang menjadikan kita, dan bukan kita sendiri.”—Mazmur
100:3; Penyingkapan [Wahyu] 4:11.
Allah punya tujuan,
atau kehendak, bagi semua ciptaan-Nya, termasuk kita.—Yesaya 45:18.
Allah menciptakan kita
dengan ”kebutuhan rohani”, sehingga kita sangat ingin mengetahui makna
kehidupan. (Matius 5:3) Ia ingin agar kebutuhan itu terpenuhi.—Mazmur 145:16
Kebutuhan rohani kita
bisa dipenuhi jika kita berusaha menjadi sahabat Allah. Beberapa orang mungkin
berpikir bahwa manusia tidak mungkin bisa bersahabat dengan Allah, namun
Alkitab meyakinkan kita, ”Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat
kepadamu.”—Yakobus 4:8; 2:23.
Untuk menjadi sahabat
Allah, kita perlu menuruti kehendak-Nya. Alkitab memberitahukan apa kehendak
Allah ini di Pengkhotbah 12:13, ”Takutlah kepada Allah dan taatilah segala
perintah-Nya, sebab hanya untuk itulah manusia diciptakan-Nya.”—Bahasa
Indonesia Masa Kini.
Kita baru bisa
sepenuhnya merasakan terwujudnya kehendak Allah bagi kita di masa depan, ketika
Ia meniadakan penderitaan dan memberikan kehidupan abadi kepada semua sahabat-Nya,
yaitu para penyembah-Nya.—Mazmur 37:10, 11.
10
2.3 Roh Kudus Yang Bekerja Dalam
Diri Kita
“Jikalau kita hidup
oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” Galatia 5:25Ada banyak
alasan mengapa Roh Kudus tinggal di dalam hidup orang percaya. Pertama, setiap
orang percaya dan lahir baru disebut Bait Allah, artinya Roh Kudus tinggal
dalam Bait-Nya (1 Kor. 6:19). Kedua, setiap orang percaya adalah milik Allah
dan tanda sahnya atau meterainya adalah Roh Kudus (Ef. 1:13-14). Kembali kedalam
pembahasan tema di atas, yakni Roma 5:25, konteks perikop ayat-ayat tersebut
adalah Paulus yang mengajarkan bahwa hidup itu dikuasai oleh keinginan daging
dan keinginan Roh (Gal. 5:16-26), buah dan tindakan hidup dalam keinginan
daging adalah kebinasaan dan hidup yang dipimpin oleh Roh akan melihat
kemuliaan.Apa artinya hidup dipimpin oleh Roh Kudus? Artinya adalah seluruh
kehidupan diserahkan dan dikendalikan oleh pimpinan Roh Kudus. Seluruh
kehidupan seperti apa yang dimaksud yang perlu diserahkan?
Kehidupan itu berbicara
mengenai hati, pikiran dan roh manusia. Pusat hidup manusia dalam hatinya (Ams.
4:23), ide-ide muncul dan bertindak dari pikiran bahkan roh manusia harus
selalu diperbaharui setiap saat (2 Kor. 4:16-18). Inilah yang perlu dipimpin, dikuasai
dan dikendalikan oleh Roh Kudus, kalau tidak hidup akan sepenuh hati, pikiran
dan roh yang dikuasi oleh keinginan daging.
Kehidupan itu berbicara
tentang tindakan. Tindakan setiap orang percaya harus dikendalikan oleh Roh
Kudus. Mengapa? Sebab lewat tindakan yang baik, Bapa akan dipermuliakan (Mat.
5:13-15), jika hidup dikendalikan oleh daging, maka perbuat-perbuatan gelaplah
yang kita lakukan, demikian sebaliknya.
Kehidupan itu berbicara
tentang keputusan dan perencanaan. Hidup kita selalu diperhadapkan dengan
keputusan dan perencanaan. Tidak sedikit orang yang salah mengambil keputusan
dan salah merencanakan sesuatu, akhirnya yang dituai adalah kegagalan dan
kekecewaan. Roh Kudus adalah Roh Allah dan Allah tidak pernah salah dalam
menyatakan, memimpin umatnya. Percayalah Allah tidak pernah sallah membawa
hidup Anda.
Oleh sebab itu Paulus
berkata, “Jika kamu hidup dalam Roh hendaklah dipimpin oleh Roh.” Bagaimana
dengan Saudara? Siapa yang memimpin hidupmu? Karena kita ini anak-anak Allah
sepantasnya dipimpin oleh Roh Allah. Sehebat-hebatnya kita, pasti terbatas,
serahkan hidupmu kepada yang tak terbatas, yakni Roh Allah, maka engkau tidak
akan menuai kebinasaan dan pasti tidak akan pernah salah
2.4 Tanggung Jawab Orang Kristen
Menerima status sebagai
orang "Kristen" adalah anugerah semata-mata. Anugerah kehidupan dan
keselamatan dari Allah harus dipertanggungjawabkan kepada Allah yang memberikan
anugerah itu.Bacaan Alkitab hari ini menjelaskan tanggung jawab orang Kristen.
Pertama, orang Kristen
bertanggung jawab untuk tidak menyia-nyiakan anugerah keselamatan yang sudah
diperoleh dari Tuhan . Anugerah sudah tersedia, bahkan sudah diterima oleh
orang-orang Kreta yang percaya kepada Tuhan, namun kehidupan mereka jauh dari
Tuhan. Mereka menyia-nyiakan anugerah Tuhan seperti halnya dengan banyak orang
Kristen pada masa kini.
Kedua, orang Kristen
bertanggung jawab untuk membuang dosa . Dosa menghambat berkat Allah. Dosa
membutakan mata rohani orang percaya untuk melihat dan melakukan kehendak
Tuhan. Setelah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita menjadi
"manusia baru". Ada hal-hal yang memalukan yang tidak pantas
dilakukan oleh orang percaya yang sudah lahir baru dan menyandang gelar manusia
baru (Efesus 4:20-31).
Ketiga, orang Kristen
bertanggung jawab untuk melayani . Injil keselamatan Allah wajib diteruskan.
Paulus menyebut hal itu sebagai pekerjaan yang baik dan satu-satunya kelakuan
yang diwajibkan bagi semua yang telah menikmati anugerah keselamatan. Oleh
karena itu, Paulus mengatakan kepada Titus bahwa melayani (mengabarkan Injil)
merupakan kewajiban orang percaya. Menyia-nyiakan anugerah Tuhan, berkancah
dosa, dan tidak melayani adalah tindakan tidak bertanggung jawab. Orang itu
bukan orang Kristen sejati. Sudahkah Anda bertanggung jawab atas anugerah
Tuhan.
2.5 Menjadi Seperti Kristus Dalam
Pertumbuhan Yang Lama
Menjadi serupa dengan
Kristus tidak berarti kita kehilangan jati diri/kepribadian tetapi yang
mengalami perubahan adalah karakter kita. Pribadi adalah kita seutuhnya,
kepribadian adalah keunikan, ciri khas dan karakter lebih terkait dengan
pertumbuhan kedewasaan. Jenis-jenis karakter telah dijelaskan di dalam Matius 5
dan buah-buah roh. Karakter ini yang ingin Tuhan kembangkan dan diubahkan
semakin hari-semakin seperti Kristus. Pertumbuhan karakter ini tidak bisa kita
lakukan seorang diri, karena kita tidak akan mampu, kita butuh Roh Kudus, yang
adalah Roh Tuhan itu sendiri yang akan memampukan, menguatkan kita untuk
bertumbuh ke arah DIA. Langkah yang harus kita ambil adalah bertindak lebih
dulu atau berbicara tentang
12
iman dan komitmen kita
untuk bertumbuh dan kerja sama Roh Allah akan membuat pertumbuhan ini berjalan
ke arah Kristus.
Efesus 4 : 22-24 yaitu
bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan
manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya
kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang
telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya. Tiga hal yang harus kita lakukan untuk menjadi serupa dengan
Kristus:
1. Menanggalkan manusia
lama (ayat 22)
2. Diperbaharui dalam
roh dan kebenaran (ayat 23)
3. Mengenakan manusia
baru dengan karakter Kristus (ayat 24)
Kebanyakan dari kita
ingin segala yang instan, tetapi pertumbuhan ini tidak berjalan cepat atau
instan, karena segala sesuatu yang instan tidak dapat bertahan lama.
Pertumbuhan untuk serupa dengan Kristus adalah proses progresif dan bertahap
dari hari ke hari yang sangat tergantung akan kedekatan yang kita bangun dengan
pribadi Kristus itu sendiri, jika hari ini kita gagal maka maju lagi, jika
jatuh kita bangun lagi dan terus melanjutkan proses ini. Jangan pernah menyerah
karena kita disebut pemenang bukan karena kita tidak pernah gagal tetapi kita
disebut pemenang karena kita selalu bangkit dan bangkit kembali dan meneruskan
sampai finis. Pertumbuhan ini pun bergerak di segala hal (Efesus 4:15) tidak
dibatasi akan hal rohani saja, tetapi segala aspek kehidupan kita. Dan proses
ini berlangsung sepanjang hidup kita sampai Tuhan datang untuk yang kedua
kalinya dan didapati olehNya bahwa pertumbuhan kita telah MAKSIMAL
dihadapanNya, yaitu kita telah menjadi serupa dengan Kristus Yesus.
10
aspek yang harus bertumbuh didalam kita.
1. Pengetahuan tentang
Tuhan (Kolase 1 : 10)
Pengetahuan tentang
Tuhan dibangun melalui Saat Teduh, membaca Firman Tuhan, mengikuti KOM, SOM
mendengar Firman Tuhan ketika beribadah, melalui radio, buku dll. Pengetahuan
tentang Tuhan akan terus bertambah ketika kita melekat di dalam dia.
2. Pengaruh (II kor 2 :
15; 3:2)
Kita adalah surat
pujian yang berbau harum, apakah orang-orang di sekitar kita mendapati bau
harum ketika dekat dengan kita ataukah bau busuk yang keluar dari setiap
perkataan kita. Pengaruh yang membawa kebaikan lah yang harus melekat dan
menjadi ciri kehidupan kita.
3. Material (Amsal 13 :
11)
Tuhan memberkati kita
secara rohani dan juga memberkati kita akan materi. Alami pertumbuhan dalam
materi dengan cara yang berkenan di hadapan Tuhan. Bukan melalui kelicikan atau
tipu daya tetapi dengan kerja keras dan kejujuran, maka Tuhan akan membuat
pertumbuhan itu terus berlangsung dalam kehidupan kita.
13
4. Suka Cita (Yes 29 :
19)
Kita memang tidak
tinggal di dalam dunia yang ideal, dimana masih banyak hal yang mengecewakan,
menyakitkan dll tetapi ini tidak pernah menjadi alasan SUKACITA kita hilang,
karena SUKACITA kita berasal dari Tuhan yang tidak pernah terpengaruh oleh
apapun.
5. Iman (II Tes 1 : 3)
Iman yang teguh di
dalam Tuhan apapun keadaan yang harus kita hadapi, kita tetap percaya dan
semakin percaya berdiri teguh dalam iman kita kepadaNya bahwa DIA Allah yang
sama yang selalu menepati janjinya, yang telah merancangkan segala hal yang
baik bagi kehidupan kita, dan memberikan masa depan yang penuh harapan.
6. Kasih akan orang
lain (I Tes 3 : 12)
Kasih kita kepada
saudara, sahabat, teman dan setiap orang harus mengalami pertumbuhan.
Kepedulian kita satu dengan yang lain ditandai dengan tindakan kita. Kasih itu
tidak mencari keburukan orang lain dan membicarakannya tetapi menegor dan
berharap perubahan yang lebih baik.
7. Kesatuan (Efesus 2 :
21)
Kesatuan dalam gereja
Tuhan terus dibangun, tidak ada lagi sakit hati antara satu dengan yang lain.
Permasalahan atau perbedaan besar yang ada dianggap kecil, dan yang kecil
menjadi tidak ada.
8. Kebijaksanaan (
Lukas 2 : 52a)
Kebijaksanaan adalah
kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
9. Persaudaraan (Lukas
2 : 52b)
Jika pertanyaan Apakah
Tuhan mengasihi kita?? jawaban itu pasti YA Tuhan mengasihi. Tetapi apakah kita
yakin jika pertanyaannya adalah Apakah kawan kita mengasihi kita??. Biarlah
kita terus mengalami pertumbuhan dalam persaudaraan satu dengan yang lain.
10. Kasih karunia ( II
Petrus 3:18)
Alami pertumbuhan di
dalam Tuhan dengan berakar kuat di dalam Dia, dibangun diatas Dia dan menjadi
serupa dengan Dia.
BAB
III
HASIL DISKUSI
3.1 PENGERTIAN ETIKA DAN ETIKA KRISTEN
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia,
etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral), dan
etika juga dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Dalam artian
lebih khusus, etika dirupakan dalam bentuk aturan tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada.
Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran dan
sebagai filsafat, etika mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang nilai
hidup yang dianut manusia serta pembenarannya dan hukum-hukum yang mengatur
tingkah laku manusia. Etika pada dasarnya bersifat sosial sebab berkenaan
dengan kehidupan sosial dalam masyarakat.
Etika kristen adalah etika yang
tumbuh atas dasar iman Kristen. Dalam iman Kristen disadari bahwa Allah
hakekatnya cinta kasih, cinta kasih Allah berwujud dalam banyak hal, khususnya
diwujudkan dalam Kristus. Sebaliknya respon kasih pihak manusia kepada Allah
itulah yang dinamakan iman Kristen. Etika Kristen bertumbuh dalam suatu
kebebasan,hubungan cinta kasih dan pengharapan. Etika Kristen bukanlah suatu
yang sudah baku membeku semacam resep mentah, tapi etika Kristen terbuka
menyingkapi hal-hal yang baru. Karena itu selain iman maka situasi dan konteks
yang dihadapi juga menjadi pertimbangan dalam menentukan sikap etis Kristen.
Norma dasar dalam etika Kristen antara lain Iman [Roma 12;3], kasih [Mat
22;37], sabar [Ams 14;29], murah hati [Mat 5;2-5], tidak
cemburu [Ayub 5;2], rendah hati [Luk 18;14], tidak sombong [Yes
2;11,17], sopan [Roma 13;13], tidak mencari keuntungan sendiri [1
Kor 10;24], tidak pemarah [Kol 3;8], tidak menyimpan kesalahan [Mat
5;23.24], adil [1 Tim 6;11], toleran dan saling menghormati.
3.2 GARAM dan TERANG DUNIA
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam
itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain
dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah tempayan, melainkan di atas kaki pelita sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di surga” (Mat 5:13-16).
Yesus tidak mengatakan, “Jadilah
kamu garam dunia.” Ayat-ayat padanannya terdapat juga dalam Luk 14:34
dsj. dan juga dalam Mrk 9:50. Arti umum dari ayat ini adalah bahwa fungsi para
murid adalah serupa dengan fungsi-fungsi garam. Dari pelbagai tulisan
Perjanjian Lama kelihatan bahwa dalam kehidupan orang Yahudi, garam digunakan
dengan pelbagai cara guna mencapai banyak tujuan:
1. Garam adalah kebutuhan dasar
manusia. “Kebutuhan pokok untuk hidup manusia ialah: air, api, besi dan garam,
terigu dan serta madu, air anggur, minyak dan pakaian.” (Sir 39:26)
2. Sebagai bumbu penyedap
(seasoning) agar makanan menjadi lebih enak rasanya. “Dapatkah makanan
tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya?” (Ayb
6:6)
3. Garam merupakan sebuah bagian
penting dalam korban persembahan.
- “Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allah-mu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam” (Im 2:13).
- “Engkau harus membawanya ke hadapan TUHAN dan imam-imam harus menaburkan garam ke atasnya dan mempersembahkannya sebagai korban bakaran bagi TUHAN” (Yeh 43:24).
4. Elisa menggunakan garam untuk memurnikan
mata air di Yerikho (2Raj 2:19-22).
5. Abimelekh menaburi kota
Menara-Sikhem dengan garam untuk mendatangkan kutuk agar tanah
gersang dan juga kutuk atas kota – setelah membunuh orang-orang (Hak 9:45; bdk
Ul 29:22-23; Yer 17:6; Zef 2:9).
6. Garam sebagai tanda persahabatan
permanen: perjanjian garam.
- “Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itu suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu” (Bil 18:19).
- Ketika Raja Abia dari Yehuda berperang dengan Yerobeam, dia berseru di atas gunung Zemaraim: “Dengarlah kepadaku, Yerobeam dan seluruh Israel! Tidakkah kamu tahu, bahwa TUHAN Allah Israel telah memberikan kuasa kerajaan atas Israel kepada Daud dan anak-anaknya untuk selama-lamanya dengan suatu perjanjian garam?” (2Taw 13:5).
Catatan: Sebuah perjanjian (covenant atau agreement)
“ditanda-tangani” oleh ke dua belah pihak dengan mencicipi garam. Kata dalam
bahasa Arab untuk ‘garam’ adalah sama dengan “perjanjian” atau “pakta” (treaty)
(R.H. Sykes, 1984, hal. 30).
7. Garam memiliki kualitas
untuk menyembuhkan dan membersihkan.
- “Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: ‘Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi.’ Jawabnya: ‘Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya.’ Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya. Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.’ Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa” (2Raj 2:19-22).
- “Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga dengan garampun engkau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin” (Yeh 16:4).
8. Garam
merupakan sebuah gambaran penghakiman. Dalam Kej 19:26 istri Lot dihakimi
Allah; dia menjadi tiang garam karena tidak taat pada perintah Allah agar tidak
menoleh ke belakang.
Juga dapat dikatakan bahwa garam
adalah bahan pengawet.
Garam mengawetkan bahan makanan supaya tidak cepat busuk, misalnya dilaburi
pada daging agar tidak cepat rusak (Ingat sayur asin, ikan asin dll.). Di
tempat-tempat yang beriklim panas tanpa lemari pendingin, garam masih digunakan
seperti ini.
Orang-orang Semit kuno malah
menggunakan garam sebagai pupuk. Dengan demikian ungkapan ‘garam bumi’ cukup alamiah
-artinya wajar- apalagi kalau kita memperhatikan sebuah ayat Injil
tentang garam yang sudah menjadi tawar: “Tidak ada lagi gunanya baik untuk
ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja.” (Luk 14:35)
Dalam Mat 5:13 soal garam sebagai
‘pupuk’ sudah tidak muncul, sehingga ayat ini sudah kehilangan hubungannya
dengan bidang agro. Metafora yang dikemukakan dalam Injil Matius mengacu secara
lebih langsung pada realitas para murid; dengan demikian kata bumi
menjadi sejajar dengan kata dunia (lihat 5:14), jadi ‘bumi’ bukan lagi
berarti tanah yang dapat digarap untuk pertanian, tetapi berarti ‘kemanusiaan
yang universal’.
Garam itu bersifat merasuk
(penetrating), meresap.
Oleh karena itu garam baik untuk
menjadi bumbu penyedab dan bahan pengawet seperti diterangkan tadi.
“Kamu adalah garam dunia” (Mat
5:13). Hal ini
berarti, bahwa para murid Yesus (siapa pun dia) memainkan peranan penting dalam
kemanusiaan. Seperti telah dikatakan tadi bumi bukan lagi diartikan
sebagai ‘tanah untuk pertanian’ tetapi kemanusiaan yang bersifat universal.
“Kamu adalah terang dunia. Kota yang
terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi” (Mat 5:14). Dalam Injil Yohanes, Yesus berkata:
“Akulah terang dunia; siapa saja yang mengikut Aku, ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang kehidupan” (Yoh
8:12). Kemudian Yesus bersabda: “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang
dunia” (Yoh 9:5). Sekarang dalam Mat 5:14 ini, kita disamakan dengan
sang Guru sendiri – artinya para murid juga adalah terang dunia. Ini merupakan
pujian paling besar yang diberikan kepada orang kristiani secara pribadi. Betapa
tidak? Ketika Yesus menggunakan kata-kata ini, sebenarnya Dia menggunakan
sebuah ungkapan yang cukup familiar bagi orang-orang Yahudi yang mendengar
kata-kata itu. Orang-orang Yahudi sendiri berbicara tentang Yerusalem sebagai
‘terang bagi orang-orang kafir’ dan seorang Rabi yang terkenal seringkali
dipanggil/dijuluki ‘pelita Israel’. Satu hal yang sangat diyakini oleh orang
Yahudi, yaitu bahwa terang yang bersinar dari bangsa mereka atau dari seorang
hamba Allah (man of God) adalah ‘terang yang dipinjami’. Pinjam dari
siapa? Dari Allah. Yerusalem memang ‘terang bagi orang-orang kafir’, tetapi
Allah-lah yang menyalakan pelita Israel itu. Demikian pula dengan kita
orang-orang Kristiani. Terang kita adalah pencerminan terang Kristus sendiri
(dengan demikian syaratnya adalah pemuridan yang baik). Sinar yang memancar
dari orang-orang Kristiani datang dari kehadiran Kristus (Roh Kudus/Roh
Kristus) dalam diri/hati orang-orang itu.
3.3 ETIKA KRISTEN sebagai GARAM dan
TERANG DUNIA
Kehadiran
murid-murid Kristus di atas bumi adalah untuk menjaga agar masyarakat manusia
ini jangan sampai runtuh secara total. Pada saat kedatangan Tuhan Yesus untuk
kedua kalinya nanti (parousia), dunia kita yang penuh dengan kedosaan
ini akan berantakan, baik dilihat dari sudut moral, spiritual dan politik (
2Tes 2:5-12). Sekarang umat beriman harus menjalani kehidupan yang utuh,
kehidupan yang bersih …… di dalam dunia yang begitu korup. Jadi, kalau Yesus
mengatakan kepada para murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia”, maka yang Ia
maksudkan di sini adalah, bahwa para murid harus menghentikan/meng-counter
proses pembusukan dunia ini. Dengan apa? ….. Dengan Injil, yakni Kabar Baik
Tuhan kita Yesus Kristus. Satu-satunya harapan yang akan menyelamatkan manusia
adalah Yesus Kristus, lewat Injil-Nya. Lihat sabda Yesus di awal karya-Nya
dalam masyarakat seperti tercatat dalam Injil Markus: “Waktunya telah genap;
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk
1:15).
Garam itu mempunyai sifat merasuk. Secara perlahan-lahan, sedikit
demi sedikit tetapi pasti, garam merasuki – menyerap ke dalam – bahan
seperti daging, ikan atau sayur yang telah diolesi atau dilabur dengan garam
itu. Demikian pula Gereja harus merasuki, menyerap ke tengah-tengah dunia, ke
mana-mana menyebarkan Kabar Baik Tuhan kita Yesus Kristus. Apabila Gereja
(artinya kita-kita ini) berhenti memberitakan Kabar Baik itu, maka Gereja
berhenti berfungsi sebagai ‘garam dunia’. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Paus
Paulus VI: “Gereja ada untuk mewartakan Injil” (Evangelii Nuntiandi,
14).
Garam itu digunakan juga sebagai
bumbu penyedap (seasoning).
Kita semua para murid Kristus berfungsi sebagai bumbu penyedap bagi
dunia yang sedang mau mati ini. Mengapa? Karena dunia sekarang memang sedang
dilanda oleh budaya kematian, budaya maut. Lihat saja acara-acara dan
berita-berita di TV dan berita media masa lainnya. Bagaimana caranya kita
menjadi bumbu penyedap dalam masyarakat? Dengan membawa pesan yang
berisikan harapan. Sungguh dunia ini akan hambar tanpa-rasa dan tanpa-harapan
apabila tidak ada yang menggaraminya. Lewat bicara dan hidup kita, kita
perkenalkan, kita tanamkan peradaban cinta kasih, sesuai juga dengan
anjuran Paus Yohanes Paulus II. Sungguh bukan omong kosong. Bayangkan
sebuah acara, pesta dsb. kalau tidak dihadiri oleh orang yang suka humor,
‘penuh sukacita’ yang akan membuat pesta menjadi ‘hidup’, yang menjiwai pesta
itu. Satu persatu orang akan meninggalkan acara itu, karena membosankan.
Sebagai garam, kita para murid
Kristus, juga harus membawa angin segar, angin pembaharuan, rasa cinta akan
kehidupan dalam apa saja yang kita lakukan dan setiap saat kita bertemu dengan
sesama kita. Dalam dunia yang menderita karena penuh kebosanan, keterasingan
(alienasi), ketakutan dll., para murid Kristus harus membawa ke tengah-tengah
saudara-saudari kita dalam masyarakat, semangat hidup, entusiasme yang penuh,
sukacita, kepercayaan akan sesuatu yang baik. Sebagai ‘garam’, seorang murid
Kristus tidak bersikap masa bodoh atas pelbagai masalah yang dihadapi oleh
sesamanya. Sebaliknya, sebagai ‘garam’ seorang murid Kristus adalah pembawa
Kabar Baik. Apapun masalah yang dihadapi “….. Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Rm 8:28).
Mengapa? Karena kita berada di tangan Allah, maka kita semua diciptakan dari
cinta kasih-Nya, dengan demikian kita terus-menerus dikelilingi dan ditopang
oleh cinta-Nya yang kreatif.
“Jika garam itu menjadi tawar ……”
(Mat 5:13). Garam
memang dapat menjadi tawar. Apabila garam dibiarkan kena exposed pada
atmosfir, cepat atau lambat garam itu akan kehilangan rasa asinnya. Mula-mula
kelembaban memasukinya dan kemudian merusaknya. Kalau dicampur dengan air yang
cukup banyak, maka garam pun dapat kehilangan rasa asinnya. Garam juga dipakai
oleh orang-orang Semit kuno – yang sampai sekarang kadang-kadang masih
dilakukan oleh tukang roti Arab – untuk melaburi dasar dari oven: untuk
mendorong pembakaran dari bahan bakar yang kurang baik, seperti kotoran unta
yang telah dikeringkan. Setelah kurang lebih 15 tahun, daya garam itu sebagai
katalisator habislah dan garam itu pun dibuang (Kata Semit untuk oven adalah arca
yang juga mempunyai arti ‘bumi’. Maka itu ketika Yesus mengatakan: “Kamu
adalah garam bumi”; bisa saja orang menerjemahkannya “Kamu adalah garam oven”;
tetapi seperti dikatakan tadi, bahwa ayat ini berpadanan dengan ayat tentang
‘terang dunia’, maka ‘garam oven’ menjadi tidak relevan. ‘Garam yang sudah
kehilangan rasa’ itu menjadi sekedar bahan-bahan sisa di bumi dengan sedikit
rasa (ada rasa, tapi sedikit saja), karena sodium khlorida-nya sudah tidak ada.
Oleh karena itu ada ungkapan orang Persia: “Tidak benar terhadap garam” yang
artinya adalah
tidak setia, tidak tahu berterima
kasih.
Apa bahayanya kalau para murid
Kristus kehilangan rasa? Dari luar kelihatan seperti orang beriman, berbicara
seperti orang beriman, akan tetapi di dalam mereka sudah mati secara rohani:
membusuk dari dalam! Sebagai garam, seorang murid Kristus harus mempunyai garam
dalam dirinya. Bagaimana orang dapat kehilangan rasa asinnya itu? Karena
dibiarkan kena exposed pada atmosfir yang salah. Kebanyakan exposure
dan kompromi dengan dunia menghancurkan ‘rasa’ seorang murid Kristus.
Kebanyakan kompromi dengan dunia membuat seorang murid Kristus tidak ada bedanya
dengan orang-orang lain dalam dunia. Murid Kristus menjadi sombong, mencari
keuntungan diri sendiri, pemarah dan cemburu. Dia tidak lagi menjadi ‘tanda
lawan’ bagi masyarakat di sekitarnya; dia tidak lagi mampu memenuhi fungsinya
dalam dunia, artinya tidak akan mampu untuk mengubah atau mentransformasikan
dunia. Dalam ayat ini Yesus mengingatkan para murid: (1) untuk tidak
mengkompromikan iman-kepercayaan mereka, (2) untuk tidak melakukan dilusi
(campur-aduk) kebenaran dengan ketidak-benaran seperti yang dilakukan oleh
mereka yang menganut paham liberalisme dalam penghayatan iman kristiani mereka,
(3) untuk tidak mengkompromikan perilaku mereka dengan dunia. Karena kalau para
murid Kristus mulai melakukan segala macam kompromi ini, maka proses pembusukan
akan mulai menjangkiti diri mereka masing-masing.
“Dibuang dan diinjak orang” (Mat
5:13). Ada unsur
parabolis dalam teks ini, yang tidak perlu diterapkan secara harfiah pada
‘nasib akhir’ seorang murid Yesus. Ungkapan ‘dibuang’ mempunyai arti ganda. Lihat
Mat 13:48 “Perumpamaan tentang jala besar’ dimana diceritakan bahwa ikan yang
tidak baik itu dibuang. Lihat juga nas-nas dalam Mat yang berkaitan dengan
hukuman kekal. Dengan kekecualian Mat 8:12, semua nas termaksud berbicara
mengenai umat manusia berdosa pada umumnya (Mat 13:42). Yang lebih sering
adalah mengenai murid-murid Kristus yang tidak setia (Mat 7:19; 13:48,50;
18:8,9; 22:13). Sebenarnya Yesus memperingatkan para murid-Nya untuk tidak
menghianati panggilan mereka sebagai ‘pengawet’ dan ‘bumbu penyedap’, artinya
sebagai orang-orang yang memberikan orientasi kepada dunia.
Terang pertama-tama dan terutama
dimaksudkan untuk dapat dilihat. Sebenarnya tidak ada kemuridan yang bersifat rahasia, karena
kerahasiaan dapat menghancurkan kemuridan itu atau kemuridan itu
menghancurkan kerahasiaan itu. Kekristenan/ Kristianitas seseorang harus secara
sempurna kelihatan oleh semua orang. Kemudian, kekristenan ini tidak boleh
hanya kelihatan di dalam ruang lingkup Gereja, karena kalau demikian halnya
tidak banyak gunanya bagi siapa pun. Kekristenan bahkan harus lebih kelihatan
pada kegiatan-kegiatan seseorang dalam tata-dunia. Kekristenan kita haruslah
kelihatan pada waktu kita berbicara dengan pegawai rendahan kita, pada waktu
kita memesan makanan dan minuman dalam restoran, pada waktu kita berbelanja,
dalam hal bahasa yang kita gunakan sehari-hari, dalam hal buku-buku yang kita
baca dan lain sebagainya. Seorang Kristiani adalah Kristen di pabrik, di
kantor, di ruang sekolah, di dalam ruang bedah, di bengkel, di dapur, di
lapangan golf, seperti juga di gereja. Yesus tidak mengatakan “Engkau adalah
terang gereja”, tetapi “Engkau adalah terang dunia”. Dan dalam kehidupan
seseorang di dunia, kekristenannya harus jelas kelihatan kepada semua orang.
Terang adalah pemandu. Seorang kristiani harus menjadi
panutan. Salah satu hal yang diperlukan dunia ini adalah orang yang siap untuk
menjadi pusat kebaikan: pemimpin yang baik. Ada banyak orang di dunia yang
tidak memiliki kekuatan moral dan keberanian untuk memegang prinsip tertentu
kalau tidak ada yang memimpin mereka. Apabila ada seseorang yang cukup kuat
untuk dapat diandalkan, maka mereka pun akan melakukan hal yang benar. Adalah
tugas orang kristiani untuk menjadi terang yang membimbing orang-orang yang
lemah dan kurang berani.
Terang seringkali dapat menjadi
‘terang tanda peringatan’.
Peringatan macam apa? Peringatan untuk stop kalau ada bahaya di depan.
Kadang-kadang tugas orang kristianilah untuk memperingatkan orang-orang. Suatu
tugas yang sulit.
Orang Kristiani adalah terang yang
dapat dilihat, terang yang memimpin dan terang yang menjadi tanda peringatan.
“Orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi
semua orang di dalam rumah” (Mat 5:15). Perumpamaan tentang pelita yang diletakkan di atas kaki dian
juga dapat dibaca dalam Luk 11:33; Mrk 4:21 dan Luk 8:16. Mungkin sekali
konstek asli adalah upaya para lawan Yesus untuk mencegah Dia – “sang Terang”,
untuk memberitakan Kabar Baik. Tetapi pelita telah dinyalakan dan terang itu
bercahaya, bukan untuk ditutupi kembali, tetapi untuk memberi terang kepada
semua pihak. Ketiga penulis Injil menggunakan perumpamaan ini untuk konteks
yang berbeda-beda.
Injil Matius telah mengkombinasikan
perumpamaan tentang pelita ini (Mat 5:15) dengan ‘kota yang terletak di atas
gunung (bukit)’ (Mat 5:14b). Mat 5:14b tidak mempunyai paralel dalam Injil
sinoptik yang lain, tetapi ada ucapan Yesus yang yang mendekati dalam Oxyrhynchus
Papyrus 1:7 = Injil Tomas 32 à Yesus berkata: sebuah kota yang terletak di
atas sebuah bukit yang tinggi dan atas sebuah fondasi yang kokoh, tidak dapat
direndahkan atau disembunyikan (Hendrickx, hal. 41). Dalam Injil Matius mau
dikatakan bahwa ‘terang tidak dapat menjadi bukan terang’, tetapi kekuatannya
untuk menerangi dapat diambil dengan menaruh pelita itu di bawah gantang,
dengan demikian rumah itu tidak dapat diterangi. Akan tetapi kalau gantang itu
dibalik dan dijadikan sebagai kaki dian, maka terang itu dapat berfungsi lagi
dalam rumah sederhana orang-orang di Palestina di kala itu yang cuma mempunyai
satu ruangan. Terang seperti ini tidak bisa untuk tidak kelihatan, seperti juga
sebuah kota yang terletak di atas bukit (Mat 5:14b) tidak bisa untuk tidak
kelihatan.
Orang-orang Eseni di Qumran
menamakan diri mereka ‘anak-anak terang’, tetapi mereka hidup suci-suci sendiri
dalam gua-gua; tidak bedanya dengan pelita yang ditutup dengan gantang.
Sebaliknya, para murid Kristus harus membawa terang ke tengah-tengah dunia.
Mereka harus menggenapi nubuat Hamba Yahwe yang harus membawa terang ke dunia
kepada bangsa-bangsa (Yes 42:6; 49:6). Bagaimana Yesus bisa mengatakan ini dan
mengapa penulis Injil Matius mencatatnya, apalagi dia sudah tahu bahwa Yesus
adalah penggenapan nubuat itu? Karena bagi penulis Injil Matius, Yesus Kristus
dan Gereja adalah satu tak terpisahkan. Kita harus selalu mengingat, bahwa
Gereja adalah Sakramen Kristus ( Lumen Gentium, 1).
“Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di surga” (Mat 5:16). Pelita yang harus memberi terang pertama-tama adalah
sebuah acuan pada ‘melakukan perbuatan yang baik’ (Mat 5:16). Siapa saja yang
menolak atau gagal melakukan perbuatan yang baik adalah seperti seseorang yang
menyalakan pelita, tetapi kemudian menyembunyikannya di bawah gantang. Akan
tetapi mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, hanya akan menjadi
terang apabila mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga siapa saja yang
melihat mereka akan merasa terpimpin untuk memuliakan Allah Bapa. Hal ini
bertentangan sekali dengan sikap dari mereka yang tidak berniat untuk berfungsi
sebagai terang dunia, tetapi hanya mau bersih-bersih sendiri atau murni-murni
sendiri (lihat contoh orang-orang Eseni di atas). Kemuridan selalu tercermin
pada fungsinya, yaitu melayani orang lain, melayani dunia manusia. Tanpa
pelayanan seperti itu tidak ada kemuridan yang sejati.
Kemuliaan Allah ini dicapai tidak
secara langsung, artinya melalui orang-orang, di depan merekalah
perbuatan-perbuatan baik itu dilakukan. Ide yang sama dapat ditemukan baik
dalam Perjanjian Lama (lihat Yes 45:14-15) maupun Perjanjian Baru (1Tes 4:12).
Akan tetapi satu-satunya ayat paralel yang dekat adalah 1Ptr 2:12 à “Milikilah
cara hidup yang baik di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya
apabila mereka memfitnah kamu sebagai
Akan tetapi orang tidak boleh
melakukan perbuatan-perbuatan baik agar supaya dapat dilihat oleh orang lain
(lihat Mat 6:1, 16-18; 23:5, 28). Para murid harus hati-hati terhadap segala
segala lagak-lagu yang sok gaya. Mereka harus setia dan Allah akan mengurus
kemuliaan-Nya sendiri. Kalau dipahami sedemikian, maka Mat 5:16 tidak
bertentangan dengan Mat 6:1-18. Dua nas tersebut berbicara mengenai dua macam
masalah yang berbeda. Dalam Mat 5:16 penulis Injil mengingatkan pembaca akan
bahayanya kalau terang seseorang itu tersembunyi, sedangkan dalam Mat 6:1-18
penulis Injil berbicara mengenai orang yang mencari kehebatan diri sendiri.
Motif-lah yang membuat perbedaan: Kalau terang bercahaya untuk kemuliaan
manusia, maka itu berarti soal lagak-lagu yang sok gaya demi kehebatan diri
sendiri. Sebaliknya kalau terang bercahaya untuk kemuliaan Bapa surgawi, maka
itu adalah kesalehan yang sejati.
Menjadi
Garam dan Terang.
adalah panggilan hidup orang percaya! Artinya
orang percaya haruslah memilki peran dan fungsinya sebagai pengikut Kristus
yang sejati dengan berpedoman pada ciri-ciri pengikut Kristus yang sejati yaitu
orang percaya yang hidup dalam Hukum dan Aturan Tuhan dan menjalankannya dengan
penuh kasih kepada Allah dan sesama. Itulah sebabnya Yesus dengan tegas
menyatakan bahwa “Aku datang bukan untuk meniadakannya tetapi untuk
menggenapinya” (ay. 17). Bahwa Yesus datang adalah untuk menggenapi Hukum
dan AturanNya di dalam kasih yang Ia tunjukkan kepada kita.
Sehingga
bagaimana dengan kita saat ini yang menyatakan diri sebagai orang-orang Kristen
yang percaya kepada Tuhan Yesus! Adakah kita telah memiliki ciri-ciri sebagai
pengikut Kristus yang sejati? Dan apakah kita telah memiliki peran dan fungsi
dalam hidup ini seperti ciri-ciri dari pengikut Kristus? Sebab ada banyak orang
Kristen yang masih tetap hanya berdiri pada posisi hidup yang hanya selalu
berusaha untuk memiliki ciri-ciri saja tetpi tidak pada tahap fungsi dan peran
yaitu hidup kekristenan yang hanya sampai pada sikap pergi ibadah, berdoa dan
memberikan persembahan namun tidak menunjukkan peran dan fungsinya sebagai
garam dan terang yang sesungguhnya dalam kehidupannya sehari-hari. Itulah
sebabnya Tuhan Yesus menyatakan “jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (ay.20). sia-sialah
ciri-ciri keagamaan yang selama ini kita lakukan sebab .
apalah
artnya garam tanpa rasa asin! Dan apalah artinya jika terang itu ditempatkan
dibawah gantang?
Itu adalah kesia-siaan. Marilah kita
perbaharui keagamaan kita dengan menunjukkan peran kita kepada keluarga,
masyarakat dan dunia. Ada slogan yang menyatakan “
Think
Globally”, Act Locally”
(berfikir
global, bertindak lokal). Dengan tidakan sekecil apapun itu jika kita lakukan
dengan sprit kepercayaan kepada Tuhan Yesus itulah berita Injil bagi dunia.
Apalah
artinya Garam jika tidak memiliki Rasa
Apalah
artinya Terang jika tidak digunakan untuk Menyinari
Apalah
artinya Iman jika tidak berbuahkan Kasih dan Kebenaran
Apalah
artinya Ibadah tanpa Pelayanan Kasih
(Yesaya
58: 1-9)
Artikel Terkait
BAB IV
TERANG TERUS
TERUS TERANG
4.1Apa Itu Terang
Terang adalah suatu
simbol yang sangat kuat untuk kebaikan dan kebenaran, disebut pada awal kitab
Kejadian 1:3, Berfimanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Dan
pada akhir kitab Wahyu 22:5, Malam pun tidak akan ada lagi di sana, dan mereka
tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan
menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai
selama-lamanya. Oleh sebab itu, Mazmur 119:105 mengatakan, “Firman-Mu itu
pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Sedangkan menurut Yohanes 1:1,
Firman itu adalah Allah , yang telah menjadi manusia, yaitu Anak Tunggal Bapa,
Yohanes 1:14.
Allah
Pencipta Terang
Yeremia 31:35 memberi kesaksian,
“Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangin siang, yang
menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru
laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, - TUHAN semesta alam nama-Nya.”
Supaya orang tahu dari
terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku.
Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan
gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN
yang membuat semuanya ini, Yesaya 45:6-7.
Nubuatan
Dalam Kisah Para Rasul 26:23,
Mesias telah dinubuatkan akan memberitakan terang kepada bangsa-bangsa, lebih
kurang pada tahun 760 sM (Yesaya 42:6, 49:6). Sedangkan Kejadian 1:3-5, 14-18
adalah terang alamiah, ciptaan lama Allah, yang merupakan gambaran Yesus di
Perjanjian Baru, yaitu terang yang sesungguhnya (alethinos, benar, sejati),
yang menerangi (photizo, memberi penerangan [di dalam hati]) setiap manusia,
Yohanes 1:9.
Kedatangan Yohanes Pembaptis yang
diutus (diutus dengan amanat khusus) oleh Allah sebagai saksi untuk bersaksi
tentang terang itu, supaya melalui dia semua orang menjadi percaya. Ia sendiri
bukan terang itu, tetapi ia harus bersaksi tentang terang itu, 1:6-8.
24
·
Suatu
Paradoks
Yohanes 3:19-21 mengatakan, “Terang
telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan (skotos,
dosa, kejahatan) daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat
(phaulos, buruk, salah, busuk). Sebab siapa saja yang berbuat jahat (prasoo,
bertindak; berada dalam keadaan; mengerjakan; kebiasaan melakukan kejahatan),
membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya
perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak; tetapi siapa saja yang
melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa
perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
4.2 Bagaimana Respon Cahaya Itu
Kata Ibrani ʼohr dan
kata Yunani fos memaksudkan sesuatu yang terpancar dari benda yang bersinar,
seperti pelita (Yer 25:10) atau matahari; juga lawan kegelapan, secara harfiah
dan kiasan. (Yes 5:20; Yoh 11:10, 11) Pada umumnya diyakini bahwa cahaya
terdiri dari partikel-partikel energi yang mempunyai sifat-sifat gelombang.
Akan tetapi, sampai hari ini manusia belum bisa memberikan jawaban lengkap atas
pertanyaan yang dikemukakan lebih dari tiga milenium yang lalu oleh sang
Pencipta terang, ”Di manakah jalan tempat terang menyebar?”—Ayb 38:24.
Cahaya matahari
merupakan kombinasi banyak warna dan setiap warna mempunyai panjang gelombang
yang berbeda. Warna sebuah benda ditentukan oleh bagian mana dari cahaya yang
dipantulkan permukaan benda itu. Jadi, cahaya menyajikan warna-warni yang sedap
dipandang mata. Cahaya juga vital bagi kelangsungan kehidupan di bumi—tanaman,
hewan, dan manusia.
Terang dan Putra Allah.
Sejak kebangkitan dan kenaikannya ke surga, Kristus Yesus, ”Raja atas mereka
yang memerintah sebagai raja dan Tuan atas mereka yang memerintah sebagai
tuan”, ”tinggal dalam terang yang tidak terhampiri”. Terang itu begitu gemilang
sehingga mustahil bagi mata manusia yang lemah untuk melihat dia. (1Tim 6:15,
16) Seorang pria, Saul (Paulus) dari Tarsus yang menindas para pengikut Yesus,
bahkan menjadi buta karena cahaya dari langit yang ia lihat sewaktu Putra Allah
yang telah dimuliakan menyingkapkan dirinya kepada dia.—Kis 9:3-8; 22:6-11.
·
Berteman
Dengan YESUS
Pernahkah kamu merasa
hanya seorang diri di antara milyaran manusia di planet ini? Hmm, mungkin saja…
tapi itu tidak berarti bahwa kamu tidak spesial bagi Allah. Allah menciptakan
kamu unik, dan Dia punya rencana yang keren untuk hidupmu.
Sebenarnya, Allah
menciptakan planet kita supaya kita semua punya hubungan dengan Dia; sebuah
hubungan dimana kamu bisa sungguh-sungguh berbicara dengan Dia tentang apapun
yang ada di pikiranmu.
25
Sekarang, mengenali
Allah menjadi tujuan penting, karena ketika kamu kenal dengan Allah, pasti jadi
lebih mudah untuk menghidupi rencanaNya dalam hidupmu. Tapi ada tantangannya
–yeah, kamu pasti sudah bisa menduga… begini, Allah itu sempurna dan hidup di
surga. Dan kita terpisah dari Dia, bukan karena Dia di surga dan kita di bumi,
tetapi kita terpisah karena dosa. Dosa adalah ketika kamu melakukan kesalahan
atau membuat pilihan yang buruk; pilihan yang berbeda dari apa yang Allah mau
kamu lakukan.
Allah tahu satu-satunya
cara untuk menghubungkan kita kembali dengan diriNya adalah dengan mengirim
Yesus untuk menyelamatkan kita. Kitab Suci mengatakan “Allah menunjukkan
kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita
masih berdosa.” (dari Roma 5:8).Jadi Yesus lahir lebih dari 2000 tahun yang
lalu dan hidup tanpa dosa di bumi – sebuah kehidupan yang penuh dengan kasih,
menyembuhkan orang sakit, membagikan hikmat dan kebenaran Allah kepada banyak
orang. Karena hidupNya yang tanpa dosa itu, Yesus bisa memperbaiki hubungan
kita dengan Allah. Yesus begitu mengasihi kita sehingga Dia mati di kayu salib
untuk menanggung hukuman atas dosa-dosa kita dan hidup kembali 3 hari kemudian.
Tindakan kasih terbesar inilah yang membuat jembatan antara kamu dan
Allah.Yesus adalah jalan kepada kehidupan kekal dengan Allah. Menerima Yesus
sebagai Juru Selamatmu akan mengawali hubunganmu dengan Allah di bumi, saat ini
juga. Kitab Suci mengatakan, “… jika kamu mengaku dengan mulutmu “Yesus adalah
junjungan yang ilahi” dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Untuk memulai
hubungan ini dengan Allah, kamu perlu percaya dalam hatimu, dan berkata bahwa
Yesus adalah junjunganmu. Jadi bagaimana menurutmu? Tidak rumit kan?
Pilihan-pilihan kita yang buruk sudah memisahkan kita dari Allah. Yesus
menghubungkan kita kembali dengan Allah. Kita hanya perlu berpaling dari
pilihan-pilihan buruk kita dan berkata bahwa Yesus adalah Juru Selamat
kita.Apakah kamu ingin terhubung kembali dengan Allah dan meminta Yesus menjadi
sahabatmu saat ini?
4.3 Kudus Kristus
Akan ada masa, Tuhan
Yesus memerintah sebagai raja selama 1000 tahun di muka bumi ini, namun hanya
sedikit umat kristiani yang memperhatikannya dengan hidup terjaga. Jika
dipertanyakan mengapa hanya sedikit? Karena sebagian besar orang kristen lebih
menyukai mimpi di dalam tidur lelapnya memikirkan kehidupan makmur pada masa
kini, dari pada menjadi berjaya di kemudian hari bersama Tuhan.Cerita tentang
pemerintahan Tuhan Yesus, bukanlah kisah dongeng sebagai pengantar tidur
manusia. Masa itu merupakan awal dari zaman baru. Barang siapa yang dapat masuk
pada masa itu, akan memperoleh hak untuk hidup kekal dirinya tidak akan
mengalami kematian yang ke dua (neraka).
Di kitab Wahyu tertulis
demikian;
26
“Lalu aku melihat
tahta-tahta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan
kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal
kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dank arena firman Allah; yang tidak
menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada
dahi dan tangan mereka dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja
bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. TETAPI ORANG-ORANG MATI
YANG LAIN TIDAK BANGKIT SEBELUM BERAKHIR MASA YANG SERIBU TAHUN INI, INILAH KEBANGKITAN
PERTAMA. Berbahagialah dan KUDUS-LAH ia, yang mendapat bagian dalam KEBANGKITAN
PERTAMA itu. KEMATIAN yang KEDUA tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka
akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai
raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya”. (Wahyu 20:4-6).
Oleh sebab itu, bagi
orang percaya yang tidak mau mengalami kematian yang ke dua (Neraka), sudah
sepantasnya ia memiliki tiket untuk dapat masuk ke dalam kehidupan di masa
seribu tahun itu. ‘Tiket’ yang dimaksud
disini adalah kehidupan yang KUDUS, sama seperti Kristus. “Berbahagialah dan
KUDUS-LAH ia, yang mendapat bagian dalam KEBANGKITAN PERTAMA itu. KEMATIAN yang
KEDUA tidak berkuasa lagi atas mereka”.Yang menjadi pemikiran kita sekarang, bagaimana
menjadi kudus?Sebelum menggali lebih jauh, bagaimana menjadi kudus! Sebaiknya
kita telusuri terlebih dahulu letak kekudusan itu ada dimananya dari manusia?
Ada tertulis;“Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena itu perhatikanlah
supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu
terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama
seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya”. (Lukas 11:33-36).
·
Allah
Pencipta Terang
Yeremia 31:35 memberi kesaksian,
“Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangin siang, yang
menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru
laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, - TUHAN semesta alam nama-Nya.”
Supaya orang tahu dari
terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku.
Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan
gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN
yang membuat semuanya ini, Yesaya 45:6-7.
·
Nubuatan
Dalam Kisah Para Rasul 26:23,
Mesias telah dinubuatkan akan memberitakan terang kepada bangsa-bangsa, lebih
kurang pada tahun 760 sM (Yesaya 42:6, 49:6). Sedangkan Kejadian 1:3-5, 14-18
adalah terang alamiah, ciptaan lama Allah, yang merupakan gambaran Yesus di
Perjanjian Baru, yaitu terang yang sesungguhnya (alethinos, benar, sejati),
yang menerangi (photizo, memberi penerangan [di dalam hati]) setiap manusia,
Yohanes 1:9.
Kedatangan Yohanes Pembaptis yang
diutus (diutus dengan amanat khusus) oleh Allah sebagai saksi untuk bersaksi
tentang terang itu, supaya melalui dia semua orang menjadi percaya. Ia sendiri
bukan terang itu, tetapi ia harus bersaksi tentang terang itu, 1:6-8.
24
·
Suatu
Paradoks
Yohanes 3:19-21 mengatakan, “Terang
telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan (skotos,
dosa, kejahatan) daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat
(phaulos, buruk, salah, busuk). Sebab siapa saja yang berbuat jahat (prasoo,
bertindak; berada dalam keadaan; mengerjakan; kebiasaan melakukan kejahatan),
membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya
perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak; tetapi siapa saja yang
melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa
perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”
4.2 Bagaimana
Respon Cahaya Itu
Kata
Ibrani ʼohr dan kata Yunani fos memaksudkan sesuatu yang terpancar dari benda
yang bersinar, seperti pelita (Yer 25:10) atau matahari; juga lawan kegelapan,
secara harfiah dan kiasan. (Yes 5:20; Yoh 11:10, 11) Pada umumnya diyakini
bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel energi yang mempunyai sifat-sifat
gelombang. Akan tetapi, sampai hari ini manusia belum bisa memberikan jawaban
lengkap atas pertanyaan yang dikemukakan lebih dari tiga milenium yang lalu
oleh sang Pencipta terang, ”Di manakah jalan tempat terang menyebar?”—Ayb
38:24.
Cahaya
matahari merupakan kombinasi banyak warna dan setiap warna mempunyai panjang gelombang
yang berbeda. Warna sebuah benda ditentukan oleh bagian mana dari cahaya yang
dipantulkan permukaan benda itu. Jadi, cahaya menyajikan warna-warni yang sedap
dipandang mata. Cahaya juga vital bagi kelangsungan kehidupan di bumi—tanaman,
hewan, dan manusia.
Terang
dan Putra Allah. Sejak kebangkitan dan kenaikannya ke surga, Kristus Yesus,
”Raja atas mereka yang memerintah sebagai raja dan Tuan atas mereka yang
memerintah sebagai tuan”, ”tinggal dalam terang yang tidak terhampiri”. Terang
itu begitu gemilang sehingga mustahil bagi mata manusia yang lemah untuk
melihat dia. (1Tim 6:15, 16) Seorang pria, Saul (Paulus) dari Tarsus yang
menindas para pengikut Yesus, bahkan menjadi buta karena cahaya dari langit
yang ia lihat sewaktu Putra Allah yang telah dimuliakan menyingkapkan dirinya
kepada dia.—Kis 9:3-8; 22:6-11.
·
Berteman
Dengan YESUS
Pernahkah kamu merasa
hanya seorang diri di antara milyaran manusia di planet ini? Hmm, mungkin saja…
tapi itu tidak berarti bahwa kamu tidak spesial bagi Allah. Allah menciptakan
kamu unik, dan Dia punya rencana yang keren untuk hidupmu.
Sebenarnya, Allah
menciptakan planet kita supaya kita semua punya hubungan dengan Dia; sebuah
hubungan dimana kamu bisa sungguh-sungguh berbicara dengan Dia tentang apapun
yang ada di pikiranmu.
25
Sekarang, mengenali
Allah menjadi tujuan penting, karena ketika kamu kenal dengan Allah, pasti jadi
lebih mudah untuk menghidupi rencanaNya dalam hidupmu. Tapi ada tantangannya
–yeah, kamu pasti sudah bisa menduga… begini, Allah itu sempurna dan hidup di
surga. Dan kita terpisah dari Dia, bukan karena Dia di surga dan kita di bumi,
tetapi kita terpisah karena dosa. Dosa adalah ketika kamu melakukan kesalahan
atau membuat pilihan yang buruk; pilihan yang berbeda dari apa yang Allah mau
kamu lakukan.
Allah tahu satu-satunya
cara untuk menghubungkan kita kembali dengan diriNya adalah dengan mengirim
Yesus untuk menyelamatkan kita. Kitab Suci mengatakan “Allah menunjukkan
kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih
berdosa.” (dari Roma 5:8).Jadi Yesus lahir lebih dari 2000 tahun yang lalu dan
hidup tanpa dosa di bumi – sebuah kehidupan yang penuh dengan kasih,
menyembuhkan orang sakit, membagikan hikmat dan kebenaran Allah kepada banyak
orang. Karena hidupNya yang tanpa dosa itu, Yesus bisa memperbaiki hubungan
kita dengan Allah. Yesus begitu mengasihi kita sehingga Dia mati di kayu salib
untuk menanggung hukuman atas dosa-dosa kita dan hidup kembali 3 hari kemudian.
Tindakan kasih terbesar inilah yang membuat jembatan antara kamu dan
Allah.Yesus adalah jalan kepada kehidupan kekal dengan Allah. Menerima Yesus
sebagai Juru Selamatmu akan mengawali hubunganmu dengan Allah di bumi, saat ini
juga. Kitab Suci mengatakan, “… jika kamu mengaku dengan mulutmu “Yesus adalah
junjungan yang ilahi” dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Untuk memulai
hubungan ini dengan Allah, kamu perlu percaya dalam hatimu, dan berkata bahwa
Yesus adalah junjunganmu. Jadi bagaimana menurutmu? Tidak rumit kan?
Pilihan-pilihan kita yang buruk sudah memisahkan kita dari Allah. Yesus
menghubungkan kita kembali dengan Allah. Kita hanya perlu berpaling dari
pilihan-pilihan buruk kita dan berkata bahwa Yesus adalah Juru Selamat
kita.Apakah kamu ingin terhubung kembali dengan Allah dan meminta Yesus menjadi
sahabatmu saat ini?
4.3 Kudus Kristus
Akan ada masa, Tuhan
Yesus memerintah sebagai raja selama 1000 tahun di muka bumi ini, namun hanya
sedikit umat kristiani yang memperhatikannya dengan hidup terjaga. Jika
dipertanyakan mengapa hanya sedikit? Karena sebagian besar orang kristen lebih
menyukai mimpi di dalam tidur lelapnya memikirkan kehidupan makmur pada masa
kini, dari pada menjadi berjaya di kemudian hari bersama Tuhan.Cerita tentang
pemerintahan Tuhan Yesus, bukanlah kisah dongeng sebagai pengantar tidur
manusia. Masa itu merupakan awal dari zaman baru. Barang siapa yang dapat masuk
pada masa itu, akan memperoleh hak untuk hidup kekal dirinya tidak akan
mengalami kematian yang ke dua (neraka).
Di kitab Wahyu tertulis
demikian;
26
“Lalu aku melihat
tahta-tahta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan
kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal
kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dank arena firman Allah; yang tidak
menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada
dahi dan tangan mereka dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja
bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. TETAPI ORANG-ORANG MATI
YANG LAIN TIDAK BANGKIT SEBELUM BERAKHIR MASA YANG SERIBU TAHUN INI, INILAH
KEBANGKITAN PERTAMA. Berbahagialah dan KUDUS-LAH ia, yang mendapat bagian dalam
KEBANGKITAN PERTAMA itu. KEMATIAN yang KEDUA tidak berkuasa lagi atas mereka,
tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan
memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya”. (Wahyu
20:4-6).
Oleh sebab itu, bagi
orang percaya yang tidak mau mengalami kematian yang ke dua (Neraka), sudah
sepantasnya ia memiliki tiket untuk dapat masuk ke dalam kehidupan di masa
seribu tahun itu. ‘Tiket’ yang dimaksud
disini adalah kehidupan yang KUDUS, sama seperti Kristus. “Berbahagialah dan
KUDUS-LAH ia, yang mendapat bagian dalam KEBANGKITAN PERTAMA itu. KEMATIAN yang
KEDUA tidak berkuasa lagi atas mereka”.Yang menjadi pemikiran kita sekarang,
bagaimana menjadi kudus?Sebelum menggali lebih jauh, bagaimana menjadi kudus!
Sebaiknya kita telusuri terlebih dahulu letak kekudusan itu ada dimananya dari
manusia? Ada tertulis;“Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena
itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika
seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan
terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya”. (Lukas
11:33-36).
BAB
V
PENUTUP
KESIMPULAN
Di zaman kita ini juga ada banyak
orang terbuang, lelah, jenuh dengan yang namanya agama dan sebenarnya jauh di
lubuk hati mereka, mereka muak dengan agama karena para pemimpin agama mereka
(bukan tidak cerdas dan pandai dalam berkata-kata) tapi karena punya hidup yang
tidak konsisten dan tidak manunggal. Inilah kebutuhan zaman ini
teman-teman: dibutuhkan orang-orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap
hatinya, segenap kekuatannya dan segenap hidupnya. Bukan hanya lewat
pelayanan dan aktifitas-aktifitas rohani serta Etika Kristen ia tampil saleh
tapi dalam seluruh aspek kehidupannyaia benar-benar memancarkan kasih Tuhan
itu.
Inilah kondisi riil yang
melatarbelakangi tuntutan kita sebagai umat Allah untuk menjadi garam dan
terang dunia. Mengapa? Karena dunia dipenuhi oleh orang-orang yang
hanya pandai meneriakkan jargon-jargon rohani tanpa aksi-aksi yang
konkret. Dunia dipenuhi orang-orang yang punya standar hidup ganda: di
pelayanan dan Gereja dia begitu saleh, tapi di bangku kuliah, di rumah orang
tuanya dan di tempat kostnya, ia hidup tidak bedanya seperti orang-orang kafir
yang tidak tau Etika Kristen yang seharusnya melandasi setiap
perbuatannya. Dan saat melihat semua ini, kami menyimpulkan bahwa dunia
seperti ini adalah dunia yang sangat gelap. Tapi yang menarik Galatia 4:4
mengatakan bahwa dalam “setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya. .
. “ Setelah genap waktunya tentu bicara soal waktu yang tepat menurut
Allah. Tapi bukankah saat itu dunia ada dalam kegelapan dan tanpa
pengharapan dan ada berbagai risiko yang mengancam orang-orang yang berani hidup
berbeda? Tapi inilah waktu yang tepat menurut Allah. Mengapa?
Karena dunia seperti ini haus menantikan orang-orang yang benar-benar
tulus dan murni di hadapan Allah, serta membutuhkan orang-orang yang harusnya
menjadi pelopor Etika Kristen dalan kehidupan kita.
PELAJAR MAHASISWA TOLIKARA NAWI ARIGI PAPUA
(anak jalanan papua tiggal jayapura distrik Abepura Kelurahan Wahno Rt 01 Rw 02 Kampung Horas )
DISUSUN OLEH
NAMA WIRO YIKWA
NPM 201412001
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER INFORMATIKA MANAJEMEN D3
STIMIK SEPULUH NOPEMBER JAYAPURA
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA PENGURUAN : STIMIK SEPULUH NOPEBER JAYAPURA
NAMA PESERTA : WIRO YIKWA
NPN : 201412001
PROGRAM STUDY : TEKNIK KOPUTER
PENGARUH TENTANG PENGALAMAN KAMI DI KAMPUS MAUPUNG RUMAH KOST KZA KAMI ( CERITAKAN)
Di stimik sepnop jayapura
Kabupaten jayapura
Provinsi Papua
Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Pendidikan Sistem Jalanan ke kampus
TahunAjaran 2014/2015 sekolah peguruan tinggi ilmu manajemen informatika dan computer DIII (Dettiga).
Pembimbing I (Ekstern)
WIRO YIKWA ST.KOM
NIP. 197402102006052001
Pembimbing II (Intern)
JITEMULI WAKUR , ST IMK
NIP : 198211142010041001
Mengetahui
Kepalareksor stimik sepuluh nopeber
PAINUS YIKWA, A.Md.Pert
NIP. 197507142010011012
Bab I
PENDAHULUAN
i.i. latar belakang
saya sebagai anak jalanan saya seumur 17 tahun anak jalanan apa yang saya lakukan di merantau negri ji orang sian dan malam saya lakukan tidak baik punya maka saya terpaksa datang kepada kalian semua. Baik trimakasi atas waktu birikan kepada an saya minta trimakasi banyak-banyaknya saya sewaktu tahun ajaran 2014 bulang juni juli saya daftar onile kuliah stimik sepuluh nopeber jayapura melalui jurusan teknik computer kaka saya bernama musa lanny luar biasa kalo kaka saya musa tida ada saya tidak mukin kuliah disini tapi kaka saya suda ada jadii kaka saya mendaftar saya kuliah disana sekarang kaka saya tidak melepaskan saya kaka saya tigal timika papua saya tigal di kost nya orang wamena asli marga elopere agama muslim orang papua kulit itam saya bermain dengan dia tapi satu hari kemudian pace elopere menghina saya maka saya terpaksa keluar dari kost nya disitu duah hari saya tidak tampa makan minum saya bertahan di kampus stimik sepnop jayapura maka pace dosen satu dia Bernama pak Jim Loho mengatakan bawah ade wiro lagi ngakpaen Tidur di kampus dia kastau saya begitu pada hari sabtu jam 2.00 wit dosen kastau begitu maka saya bilang begini a tidak bapa saya bisa kerumah kost tapi pace yang punya rumah kos menghina saya maka saya terpaksa keluar jadiii sementara saya cari kost saya tidur saya disi bapa saya bilang begitu bapa dosen bilang sya ade wiro ikut saya kita cari kost saya ikut pace dosen pak jim loho antara jam 7 mlm kami keluar dari Kampus stimik sepnop jyapura polimak kita jalan keruma dia di dok dua jayapura beginni saya lihat rumah nya bapa bapa suru saya jaga ruma itu tapi kaka saya tidak kastau jadi saya berpikir dua kali lipat di dok dua sana.
S
EWAKTU KELAPARAN NAIK
Saya dengan teman yikwanak satu kami ke kampus stimik sepnop kota studi jayapura provinsi papua kami dua dari klasis por numbay kotaraja luar di otonom Kelurahan wahno Rt 01 Rw 02 Kampung Horas Kami berangkat Ke kampus kami dari otonom kami dua Estar jam 03 sore kami tiba di Polimak Jam 7 malam kami dua tidak makan hanya kami minum Air Puti Dua dua glass kami isi di dalam tas truss kami dua pikul baru kami dua jalan kesana kami dua lupa baru ngak minum lagi truss ngak makan lagi kami dua waktu itu tidak punya uang hakhirnya kami terpaksa tidur kampus Di kampus saya uda diluan tidur truss teman saya yaga saya satu truss temansaya tidur satu jam lagi saya jaga dia truss dari situ saya mimpi asyik sekali maka saya terpaksa keluar di depan kampus maka saya ketemu bapak lukass Dia terpaksa trung dari mobil avanza itam dia Tanya saya ngak pain ade suda malam baru masii di kampus dia Tanya saya begitu maka saya m bilang pak Lukas a tidak bapak sebenarnya saya mu pulang kotaraja tapi tidak punya uang ongkoss roda embat saya kastau begitu pak Lukas kasi saya uang 100.000 ribu pake itu saya dan teman yikwanak kami pake itu keruma.
Temakasih atas perahatian di blog ini saya menulis atau menceritakan di atas ini adalah tentang pengalaman saya dan teman-teman di yikwanak kogoyanak yang kami sudah di lewatkan.
(anak jalanan papua tiggal jayapura distrik Abepura Kelurahan Wahno Rt 01 Rw 02 Kampung Horas )
DISUSUN OLEH
NAMA WIRO YIKWA
NPM 201412001
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER INFORMATIKA MANAJEMEN D3
STIMIK SEPULUH NOPEMBER JAYAPURA
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA PENGURUAN : STIMIK SEPULUH NOPEBER JAYAPURA
NAMA PESERTA : WIRO YIKWA
NPN : 201412001
PROGRAM STUDY : TEKNIK KOPUTER
PENGARUH TENTANG PENGALAMAN KAMI DI KAMPUS MAUPUNG RUMAH KOST KZA KAMI ( CERITAKAN)
Di stimik sepnop jayapura
Kabupaten jayapura
Provinsi Papua
Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Pendidikan Sistem Jalanan ke kampus
TahunAjaran 2014/2015 sekolah peguruan tinggi ilmu manajemen informatika dan computer DIII (Dettiga).
Pembimbing I (Ekstern)
WIRO YIKWA ST.KOM
NIP. 197402102006052001
Pembimbing II (Intern)
JITEMULI WAKUR , ST IMK
NIP : 198211142010041001
Mengetahui
Kepalareksor stimik sepuluh nopeber
PAINUS YIKWA, A.Md.Pert
NIP. 197507142010011012
Bab I
PENDAHULUAN
i.i. latar belakang
saya sebagai anak jalanan saya seumur 17 tahun anak jalanan apa yang saya lakukan di merantau negri ji orang sian dan malam saya lakukan tidak baik punya maka saya terpaksa datang kepada kalian semua. Baik trimakasi atas waktu birikan kepada an saya minta trimakasi banyak-banyaknya saya sewaktu tahun ajaran 2014 bulang juni juli saya daftar onile kuliah stimik sepuluh nopeber jayapura melalui jurusan teknik computer kaka saya bernama musa lanny luar biasa kalo kaka saya musa tida ada saya tidak mukin kuliah disini tapi kaka saya suda ada jadii kaka saya mendaftar saya kuliah disana sekarang kaka saya tidak melepaskan saya kaka saya tigal timika papua saya tigal di kost nya orang wamena asli marga elopere agama muslim orang papua kulit itam saya bermain dengan dia tapi satu hari kemudian pace elopere menghina saya maka saya terpaksa keluar dari kost nya disitu duah hari saya tidak tampa makan minum saya bertahan di kampus stimik sepnop jayapura maka pace dosen satu dia Bernama pak Jim Loho mengatakan bawah ade wiro lagi ngakpaen Tidur di kampus dia kastau saya begitu pada hari sabtu jam 2.00 wit dosen kastau begitu maka saya bilang begini a tidak bapa saya bisa kerumah kost tapi pace yang punya rumah kos menghina saya maka saya terpaksa keluar jadiii sementara saya cari kost saya tidur saya disi bapa saya bilang begitu bapa dosen bilang sya ade wiro ikut saya kita cari kost saya ikut pace dosen pak jim loho antara jam 7 mlm kami keluar dari Kampus stimik sepnop jyapura polimak kita jalan keruma dia di dok dua jayapura beginni saya lihat rumah nya bapa bapa suru saya jaga ruma itu tapi kaka saya tidak kastau jadi saya berpikir dua kali lipat di dok dua sana.
S
EWAKTU KELAPARAN NAIK
Saya dengan teman yikwanak satu kami ke kampus stimik sepnop kota studi jayapura provinsi papua kami dua dari klasis por numbay kotaraja luar di otonom Kelurahan wahno Rt 01 Rw 02 Kampung Horas Kami berangkat Ke kampus kami dari otonom kami dua Estar jam 03 sore kami tiba di Polimak Jam 7 malam kami dua tidak makan hanya kami minum Air Puti Dua dua glass kami isi di dalam tas truss kami dua pikul baru kami dua jalan kesana kami dua lupa baru ngak minum lagi truss ngak makan lagi kami dua waktu itu tidak punya uang hakhirnya kami terpaksa tidur kampus Di kampus saya uda diluan tidur truss teman saya yaga saya satu truss temansaya tidur satu jam lagi saya jaga dia truss dari situ saya mimpi asyik sekali maka saya terpaksa keluar di depan kampus maka saya ketemu bapak lukass Dia terpaksa trung dari mobil avanza itam dia Tanya saya ngak pain ade suda malam baru masii di kampus dia Tanya saya begitu maka saya m bilang pak Lukas a tidak bapak sebenarnya saya mu pulang kotaraja tapi tidak punya uang ongkoss roda embat saya kastau begitu pak Lukas kasi saya uang 100.000 ribu pake itu saya dan teman yikwanak kami pake itu keruma.
Temakasih atas perahatian di blog ini saya menulis atau menceritakan di atas ini adalah tentang pengalaman saya dan teman-teman di yikwanak kogoyanak yang kami sudah di lewatkan.
selamat malam
BalasHapus